Senin, 10 Oktober 2016

Menanggulangi Makanan Yang Mengandung Boraks

Bahan Pengawet dan Penyedap dalam Makanan (BORAKS)

I. Pendahuluan
Maraknya pemberitaan saat ini tentang penyalahgunaan bahan-bahan kimia berbahaya sebagai bahan tambahan bagi produk makanan minuman yang tidak sesuai dengan peruntukkannya telah membuat resah masyarakat. Penggunaan bahan kimia seperti pewarna dan pengawet untuk makanan ataupun bahan makanan dilakukan oleh produsen agar produk olahannya menjadi lebih menarik, lebih tahan lama dan juga tentunya lebih ekonomis sehingga diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun dampak kesehatan yang dirimbulkan dari penggunaan bahan-bahan berbahaya tersebut sangatlah buruk bagi masyarakat yang mengkonsumsinya. Keracunan makanan yang bersifat akut serta dampak akumulasi bahan kimia yang bersifat karsinogen merupakan beberapa masalah kesehatan yang akan dihadapi oleh konsumen.
Sebagai salah satu kegiatan pengawasan makanan minuman yang sehat, UPT Labkesda Kabupaten Bulungan bersama-sama Puskesmas Tanjung Palas melakukan pengambilan sampling makanan jajanan anak sekolah di SD 005 Gunung Putih Kecamatan Tanjung Palas.  Pengambilan sampling makanan jajanan anak sekolah ini bertujuan untuk mendeteksi penggunaan bahan pengawet Boraks, formalin dan zat pewarna Rhodamin B dalam produk makanan yang dijual.

II. Boraks, Formalin, dan MSG dalam Makanan
Sudah banyak makanan yang diperjual belikan dengan harga murah. Hal ini dikarenakan cara pengolahan makanan yang begitu mudah dan efektif. Salah satunya adalah bahan pengawet yang dicampur dengan makanan. Padahal, beberapa bahan pengawet termasuk boraks, formalin, dan MSG merupakan beberapa dari banyaknya bahan kimia/ aditif dalam makanan. Apabila bahan-bahan tersebut masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan menyebabkan organ di dalam tubuh menjadi berkurang fungsinya.

- Boraks
Boraks merupakan bahan kimia yang banyak dipergunakan untuk industri kertas, pengawet kayu, pengontrol kecoa dan industry keramik.  Di masyarakat luas boraks sering disalah gunakan sebagai bahan tambahan makanan untuk pembuatan kerupuk, mie basah, lontong, bakso dan produk makanan lainnya. Akibat mengkonsumsi boraks dalam makanan lama-kelamaan akan terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis.  Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan.

Boraks juga merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Ia tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Asal kita ketahui, gelas pyrex yang terkenal kuat bisa memiliki performa seperti itu karena dibuat dengan campuran boraks. Kemungkinan besar daya pengawet boraks disebabkan oleh senyawa aktif asam borat.

Pengaruh terhadap kesehatan diantaranya muntah, diare, merah dilendir, konvulsi, dan depresi. Selain itu, tanda dan gejala kronis diantaranya nafsu makan menurun, gangguan dalam pencernaan, bingung dan bodoh, serta anemia, rambut rontok, dan kanker. Contoh dan ciri makanan yang mengandung boraks :

- Bakso Boraks

Sebagian bakso yang beredar di pasaran juga mengandung boraks. Tetapi kita bisa membedakan antara bakso yang mengandung boraks atau tidak. Bakso yang mengandung boraks lebih kenyal daripada bakso tanpa boraks. Bila digigit akan kembali ke bentuk semula. Ia juga tahan lama dan awet hingga beberapa hari. Warnanya juga lebih putih. Berbeda dengan bakso tanpa boraks yang berwarna abu-abu dan merata di semua bagian.

Kalau masih ragu, coba lempar bakso ke lantai. Apabila memantul seperti bola bekel, berarti bakso itu mengandung boraks. Padahal pembuatan bakso tidak harus menggunakan berbagai bahan kimia. Bakso dapat dihasilkan dengan baik tanpa menggunakan boraks. Kita bisa menggunakan bahan pengawet yang lebih aman, seperti kalium karbonat, natrium karbonat, karaginan, atau kalsium propionat.

Solusi :
Untuk anda yang ingin membeli bakso saran saya lebih jeli lagi, karena bakso yang mengandung boraks susah dibedakan dengan bakso yang tidak memakai boraks.

Dari segi etika bisnis ini menyakut banyak hal  :
-      
 -         -  Segi hukum : bisnis ini jelas bertentangan dengan hukum karena mencampurkan bahan berbahaya        boraks ke dalan makanan.

-          -Segi Agama : jelas ini sangat berdosa karna  menipu pembeli sangat dilarang semua agama
-
-        -  Segi moral : dari segi moral ini sangatlah tidak etis karna merugikan konsumen

Kesimpulan :
Dari artikel diatas bahwa pedang bakso yang menggunakan boraks telah melanggar prinsip kejujuran. berhati-hatilah dalam membeli bakso adapun untuk menghindari pembelian bakso yang mengandung boraks kalo bisa test terlebih dahuli di banting ke bawah dulu baksonya misalkan memantul itu mengandung boraks , dalam membeli bakso supaya tidak tertipu oleh pedagang yang nakal suka menyampurkan boraks ke dalam adonan bakso.

Semoga bermanfaat 



https://aghnan354.wordpress.com/ilmu-pengetahuan/bahan-pengawet-dan-penyedap-dalam-makanan-boraks-formalin-dan-msg/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar